
Tanggap Darurat Banjir rob Pesisir
Untuk mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta, dilakukan upaya tanggap darurat melalui pembuatan tanggul sementara hingga semi permanen. Seperti kita ketahui dalam decade ini Jakarta sedang dihadapkan pada fenomena banjir rob atau coastal inundation yang memberikan kerugian materi dalam jumlah tidak sedikit. Selain itu banjir juga menyebabkan degradasi kualitas lingkungan hingga mengganggu Kesehatan Masyarakat yang tinggal di pesisir.
Banjir rob di Jakarta terjadi akibat wilayah Jakarta yang merupakan wilayah pesisir ber-elevasi rendah mengalami penurunan tanah atau land subsidence dan di satu sisi terjadi sea level rise. Land subsidence di Jakarta terjadi dengan laju 1-10 sentimeter per tahun dan bahkan di beberapa tempat sempat mencapai 20 sentimeter per tahun. Sementara itu sea level rise di pesisir Jakarta berdasarkan catatan satelit altimetri berkisar di 6 milimeter per tahun. Banjir rob secara signifikan terjadi semenjak tahun 2007 hingga saat ini.
Daerah pesisir Jakarta yang mengalami banjir rob di periode 2007 hingga 2012 diantaranya daerah Kamal Muara di pesisir barat Jakarta, kemudian di sebelah timunya terjadi di Tanjungan, Muara Angke, Muara Karang, Pantai Mutiara, Muara Baru, Pasar Ikan, Ancol, Tanjung Priok, Kali Baru dan Marunda. Setelah 2012 dengan dilakukannya upaya tanggap darurat dan mitigasi struktural terhadap banjir rob maka wilayah yang terkena banjir rob menjadi berkurang dan saat ini tersisa hanya di sekitar delapan Lokasi saja
Seperti di sebutkan di atas, upaya tanggap darurat dilakukan dengan cara membangun tanggul sementara dan semi permanen, sebelum kemudian upaya mitigasi struktural dilakukan dengan membangun tanggul yang lebih permanen, melalui program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Tanggul sementara dan semi permanen kira-kira dibuat dengan ketinggian 1 meter. Untuk sementara waktu tanggul ini efektif dalam menahan datangnya banjir rob, namun lambat laut banyak terjadi kebocoran pada tanggul hingga air laut tumpah kembali ke daratan karena tanggul sementara itu mengalami penurunan tanah atau land subsidence yang signifikan
Tercatat di beberapa tempat di pesisir Jakarta dimana di tahun 2008-2010 telah dibangun tanggul semi permanen dengan ketinggian 1 meter, namun demikian di tahun 2017-2018 tanggul tidak dapat membendung banjir rob. Di kala itu banyak terjadi limpasan air laut yang disebut overtopping. Air laut kembali tumpah kedaratan dan membanjiri wilayah sekitar termasuk area pemukiman yang padat penduduk. Hal ini bisa terjadi setelah ditelaah karena setiap tahunnya tanggul semi permanen itu turun seiring tanah disekitarnya sekitar 10 sentimeter per tahun atau 1 meter dalam 10 tahun. Dari 2008 ke 2018 adalah waktu 10 tahun dimana tanggul tidak kuasa lagi menahan banjir rob.
Untuk mengatasi banjir rob dengan lebih baik, dibuatlah program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), dengan program utama membuat tanggul yang lebih permanen di sepanjang Pantai hingga merencanakan membuat tanggul di laut
Komentar